[Winner Announcement] Apapun Selain Hujan

GagasMedia

Hai!! malu

Post ini sudah telat banget, bener nggak? Sangat melenceng dari ‘tanggal’ yang aku janjikan. Dan pertama-tama, aku mau minta maaf soal ketidak-konsisten-an aku 😀

kembali ke topik jadi, ada sekitar lebih dari 30 orang yang mengikuti giveaway ini. Dan ada beberapa orang yang masih tidak membaca rulesnya dan akhirnya: memberi jawaban disaat periode giveaway sudah tutup T_T (that’s why kolom komentar aku itu private)

Jadi, setelah aku pikir-pikir dan milah-milah (bener, susah banget cari pemenangnya, rata-rata jawabannya puitis banget) akhirnya:

Selamat Fian Aulia!!

Silahkan kirim data diri (Nama, No hp, alamat lengkap) ke vionasese138@gmail.com

Q: Kamu setuju nggak sih, dengan istilah, “Nggak papa kita gak bersama, yang penting kamu bahagia?”
Nggak setuju.

Alasannya?

A:
Cinta itu dilandasi rasa perjuangan dan pengorbanan. Mengapa perjuangan saya tulis terlebih dahulu? Bayangkan, kalau kita berkorban dulu lalu berjuang, lalu apa yang akan diperjuangkan? Sedangkan segalanya telah dikorbankan.

Nah, yang namanya Truly Love itu harus diperjuangkan. Seiringnya waktu, cinta itu akan terlihat, masih patut diperjuangkan atau tidak. Kalau sudah tidak patut, korbankan saja. Berarti bukan cinta sejati.

Jika belum apa-apa sudah berkorban begitu saja, berarti jelas-jelas bukan Truly Love.

Istilahnya begini, mendung tak berarti hujan. Cinta bukan berarti cinta sejati. Bukankah sudah digaris bawahi, ‘Cinta sejati akan selalu bersama’.

Nah, jangan membohongi perasaan sendiri, atau kasarnya terlalu munafik. Cinta bukan sekadar saling membalas hati. Tapi, juga saling memiliki dan menjaga.

Apa salahnya berjuang, kita akan mendapat sebuah pelajaran berharga dari yang namanya perjuangan.:)

[Blog Tour] Apapun Selain Hujan – What is Truly Love?

GagasMedia

Tema Blog Tour Apapun Selain Hujan adalah What is Truly Love? 

Jadi, jika ditelaah dari google, banyak sekali arti dari Truly Love. Buku Apapun Selain Hujan juga memuat banyak arti dari Truly Love yang disampaikan secara tidak langsung. Pada bab awal, aku gagal menemukan ‘arti sebenarnya’ dari Truly Love tersebut. Dan, yah… saat menuju akhir, penulis seperti ‘memberi kesempatan’ bagi pembaca untuk ‘mengerti sendiri’ apa itu Truly Love.

Menurutku, Apapun Selain Hujan memberi tahu banyak sekali definisi Truly Love dan salah satunya adalah: Truly Love nggak hanya buat pasangan.

[Baca postingan Review Apapun Selain Hujan]

I was so taken by this story, terutama disaat Faiz dan Wira yang lebih mengutamakan ‘persahabatan’ daripada cinta. Masing-masing dari mereka telah berkorban buat cinta. Memang benar kalau udah berhadapan dengan cinta, kita harus berkorban. Hanya saja, intinya bukan yang itu. Faiz dan Wira sama-sama ‘lebih’ condong ke ‘penyelamatan’ hubungan persahabatan mereka. So sweet, right?20160530111302-1.jpg

Disisi lain, buku ini juga menyiratkan tentang kebimbangan Wira mengenai Kayla dan Nadine sehingga tergagas satu hal: If someone truly loves you, they won’t judge you by your past. Bener nggak sih?

Menurut aku sendiri, Truly Love is complicated.

Aku kurang setuju jika ada yang bilang: Gakpapa kita gak bersama, yang penting kamu bahagia.

Aku merasa kalau si ‘aku’ terlalu berkorban dan dibutakan oleh cinta sejati yang bahkan dia-nya nggak tahu kalau itu cinta sejatinya atau bukan. Bukankah, kalo bener itu cinta sejati, mereka bakal bersama? Emang ada ya yang kasusnya begini: Dia itu cinta sejati gua, tapi nikahnya sama doi.
Mungkin sih ‘aku’ bisa beranggapan kalau ‘dia’ cinta sejatinya yanggg sebenarnya bukan. BIG NO! Mana mungkin cinta sejati kita kecantol di orang?
Mungkin kita cuma terbiasa dengan kehadiran orang itu sampai merasa ‘ada’ yang hilang dan end up: salah mengartikan.
Bener nggak, sih?

Terus, bukankah Truly Love harus diperjuangkan?

 

GIVEAWAY TIME!!!

Rules:

1. Share tentang giveaway ini di twitter dengan hastag #BlogTourASH dan tag @GagasMedia @Authorizuka @viionna_

2. Jawab pertanyaan berikut di kolom komentar (disertai nama akun twitter dan alamat email)

Kamu setuju nggak sih, dengan istilah, “Nggak papa kita nggak bersama, yang penting kamu bahagia?” Alasannya?

3. Akan dipilih satu pemenang yang akan mendapatkan 1 eksemplar buku Apapun Selain Hujan.

4Giveaway ini hanya dilaksanakan selama 24 jam. Berakhir pada 31 Mei 2016 jam 2 siang. 

5. Pemenang akan diumumkan tanggal 1 Juni 2016.

[Giveaway Winner] Rentak Kuda Manggani

Hai!
Pertama-tama, maaf untuk ‘pengumuman’ pemenang yang telat. Behubung karena hari senin kemarin aku sibuk banget 😀

Dan.. Jujur ya, memilih jawaban bagus diantara jawaban bagus-bagus itu sulit banget. Jadi, setelah melakukan pemilihan sebaik-baiknya. Aku menyimpulkan seorang pemenang. By the way, aku suka gaya penulisan jawabannya. Bagus tulisannya 🙂

Selamat Kepada:

Irfan R

Twitter: @irfansebs
yang akan mendapatkan 1 buah novel Rentak Kuda Manggani dan 1 novel terbaru dari Divapress. 

Silahkan email ke vionsese138@gmail.com dengan format:

Subjek: Pemenang Blogtour
Nama:
Alamat lengkap: 

Ikuti Blogtour di blog berikutnya:

[Blogtour + Giveaway] Rentak Kuda Manggani

Starking_resized

Judul: Rentak Kuda Manggani
Penulis: Zelfeni Wimra dkk.
Penerbit: Diva Press
Terbit: Agustus, 2015
Tebal: 176 hlm.
ISBN: 978-602-255-954-2

Kembali ke rumah masing-masing adalah kembali memasuki diri. Mengetuk dan menyapa ruang-ruang perenungan. Menghirup napas sedalam mungkin sehingga bisa memaknai kesendirian. Zelfeni Wimra—Rentak Kuda Manggani

Malam ini seharusnya kami berada di rumah, menyiapkan kado-kado di bawah pendar lampu pohon Natal, bernyanyi, menikmati suka cita serta hidangan yang enak bersama keluarga. Tetapi perang telah membawa kami jauh dari rumah. Adam Yudhistira—Stille Nacht

Ia tidak melukaiku, sungguh, tapi aku begitu terluka. Kematiannya bagiku adalah cara Tuhan mengembalikanku ke tempat kami pertama saling menambatkan cinta. Faisal Oddang—Lelaki yang Takut Menyeberang

Perkenalan kalian seperti malam yang turun di Ormoc—terjadi begitu saja. Mungkin juga kau tidak terlalu mengharapkannya, seperti hujan renyai yang bersikeras bertahan di kota itu. W.N. Rahman—Sebelum Mencapai Tacloban

Di belakang punggungnya, kusaksikan puluhan orang mengikuti kakinya melangkah. Pemimpin agama, para pejabat pemerintahan, polisi, para guru, kaum migran, anak-anak telantar, dan pelacur. Yohanes W. Hayon—Pegawai Pajak

REVIEW:

Buku ini berisi kumpulan cerpen sebanyak duapuluh satu buah dengan pengarang yang berbeda untuk setiap ceritanya. Heran kan? Begitupula denganku. Awalnya aku nggak nyangka, buku yang tergolong tipis ini mampu menampung cerpen sebanyak itu.

By the way, aku memiliki sebuah kebiasaan khusus jika membaca kumcer. Aku selalu menelaah bagian ‘daftar isi’ dan mencari-cari judul yang paling menarik, dilanjutkan ke judul-judul berikutnya. Aku pikir ini bukan kebiasaan baik, ya. Pasti kalian pernah denger yang beginian: jangan judge karna lo bukan hakim.. #lupakan!

Rentak Kuda Manggani, dari cerpen sebanyak itu, ada sebuah cerpen yang berjudul Rentak Kuda Manggani. Aku tidak tahu, mengapa tim penerbit akhirnya ‘mengangkat’ judul cerpen ini menjadi judul keseluruhan yang mewakili.
Mari kita bicara soal penampakan sampul!
Aku sangat menyukai desain dari sampul buku ini. Desain yang simpel tetapi sangat ‘meyakinkan’.

Dan… jujur saja, semua penulis yang karyanya memenuhi setiap lembar buku ini masih tergolong baru bagiku. Aku belum pernah membaca karya-karya terdahulu mereka. Dan.. aku menemukan beberapa penulis yang ‘bukunya wajib baca’, and.. looking forward to their next project!

Karena banyaknya isi cerita dalam buku ini, aku hanya akan mereview beberapa cerita yang aku suka.
nb: no particular order

  • Menjadi Jangkrik oleh Benny Arnas
    Aku menyukai cerpen ini. Bukan karena jalan cerita yang ‘aku banget’ sehingga ‘aku suka’. Tapi gara-gara cara penyampaian cerita yang dilakukan oleh penulis. Cerpen ini sama sekali tidak ‘mengandung’ percakapan antar tokoh meski diceritakan dari sudut pandang orang pertama. Sebenarnya, tidak ada yang aneh dalam hal ini, mengingat bahwa cerita ini merupakan cerpen.
    Disisi lain, penulis benar-benar tahu cara mencari judul yang membuat pembaca tertarik.

Pada akhirnya, cara paling indah untuk melawan kebohongan yang dilegalkan dan dimaklumatkan adalah dengan mengabaikannya.

  • Gisela Meine Rose by Granito Ibrahim
    Cerita ini mengambil latar waktu dimasa peperangan dan bercerita tentang seorang pria bernama Heinz yang berjuang dalam pasukan peperangannya dan seorang wanita Gisela yang sabar menunggu.
    Cara penulisan penulis dalam menggambarkan suasana peperangan membuatku kagum, apalagi diselipi suasana mellow. Terlebih lagi, akhir (yang tidak benar-benar akhir) yang cukup mengagetkan.

“Demi Gisela, lakukan apa yang aku katakan! Atau semuanya akan terlambat.”

  • Love, Halley, and War oleh Ade Ferdiansyah
    Sama seperti cerpen diatas, cerita ini juga mengambil latar waktu dimasa lalu dan latar tempat yang mendominasi adalah masa peperangan. Yang membedakan hanyalah alur yang cepat. Dari tahun 1910 sampai 1980-an.
    Cerita ini juga bercerita tentang dua kekasih yang harus dipisahkan karena adanya peperangan. Sang lelaki yang terus memperjuangkan cinta mereka ditengah peperangan dengan menulis surat secara berkala. Hanya saja, si perempuan tidak pernah membalas surat-surat tersebut.
    Sebenarnya… apa yang terjadi?
    Mungkin, dari semua cerpen yang terdapat dinovel ini, aku paling menyukai cerpen ini. Membaca cerpen ini membuatku teringat novel karya Nicholas Sparks yang berjudul The Longest Ride. Percakapan-percakapan yang sederhana dan manis. Pengorbanan tokoh utamanya sangat bikin baper.

“Aku bukan takut karena peluru atau semacamnya, yang mungkin saja bisa membuatku lumpuh seumur hidup atau bahkan mati. Tetapi yang aku takutkan adalah kehilangan kamu. Merpati kecil yang sangat aku cintai.

  • Rentak Kuda manggani by Zelfeni Wimra
    Bercerita tentang seorang pria diusia lansia yang memiliki banyak penyesalan dihidupnya. Menyesali sekaligus mensyukuri pilihan yang diambilnya dimasa lalu. Kini, disaat usianya yang tidak lagi muda, pria itu memutuskan untuk ‘menyusuri’ kembali masa lalunya. Ingatannya selalu melayang kepada perempuan berbau cengkih itu.

Kembali ke rumah masing-masing adalah kembali memasuki diri. Mengetuk dan menyapa ruang-ruang perenungan. Menghirup napas sedalam mungkin sehingga bisa memaknai kesendirian.

-Giveaway Time-

Penasaran dengan cerpen-cerpen lainnya? Ikuti giveaway dan menangkan satu buku Rentak Kuda Manggani dan satu buah novel terbaru dari Diva Press untuk satu pemenang. 

Syarat:

  1. [Wajib] Follow twitter @divapress01 atau like FanPage Penerbit DIVA Press
  2. [Tidak Wajib] Follow twitter @viionna_ atau instagram @viionna
  3. [Wajib] Share link giveaway ini ditwitter dan mention @divapress01 dan @viionna_
  4. [Wajib] Menjawab pertanyaan ini dikolom kometar dibawah dengan Format:
    Nama:
    Link Share:
    Jawaban:

Ceritakan pengalaman menarik yang pernah terjadi dihidupmu! Kalau dijadikan cerpen, menurutmu bakal dikasih judul apa sih?

1441535282764

[Periode giveaway: 21-27 September 2015/ Pengumuman pemenang: 28 September 2015]