Judul: Happily Ever After
Penulis: Winna Efendi
Penerbit: Gagas Media
Terbit: 2014
Tebal: 358 hlm.
ISBN: 9797807702
Tak ada yang kekal di dunia ini.
Namun, perempuan itu percaya, kenangannya,
akan tetap hidup dan ia akan terus melangkah
ke depan dengan berani.
INI adalah kisah tentang orang favoritku di dunia.
Dia yang penuh tawa. Dia yang tangannya sekasar
serat kayu, tetapi memiliki sentuhan sehangat
sinar matahari. Dia yang merupakan perpaduan
aroma sengatan matahari dan embun pagi.
Dia yang mengenalkanku pada dongeng-dongeng sebelum tidur
setiap malam. Dia yang akhirnya membuatku
tersadar, tidak semua dongeng berakhir bahagia.
Ini juga kisah aku dengan anak lelaki yang bermain
tetris di bawah ranjang. Dia yang ke mana-mana
membawa kamera polaroid, menangkap tawa di antara
kesedihan yang muram. Dia yang terpaksa melepaskan
mimpinya, tetapi masih berani untuk memiliki harapan…
Keduanya menyadarkanku bahwa hidup adalah sebuah
hak yang istimewa. Bahwa kita perlu menjalaninya sebaik
mungkin meski harapan hampir padam.
Tidak semua dongeng berakhir bahagia.
Namun, barangkali kita memang harus cukup berani
memilih; bagaimana akhir yang kita inginkan. Dan, percaya
bahwa akhir bahagia memang ada meskipun tidak
seperti yang kita duga.
REVIEW:
Lulu bukanlah murid populer. Baik di sekolah lama maupun sekolah barunya. Semua orang menganggapnya aneh. Disaat semua orang menyukai musik pop, ia menyukai musik klasik.
Dulunya, ia memiliki seorang sahabat, Karin namanya. Karin dan Lulu sama-sama bukan murid populer, cenderung kena bully. Lulu juga memiliki seorang pacar, Ezra. Ezra bukanlah tipe cowok yang disukai orang tua, dari penampilan, sudah jelas ia itu seorang Bad Boy. Hanya saja, Lulu menganggap Ezra menarik.
Meskipun kena bully, tidak mempunyai banyak teman. Tapi Lulu mempunyai seorang sahabat dan pacar yang baik. Dan.. itu semua tidak bertahan lama.
Menjelang kenaikan kelas, saat liburan. Karin berubah drastis. Ia mengalami masa pubertas yang mengubahnya. Karin yang dulunya jelek, mempunyai banyak jerawat… sekarang.. hal itu seperti tidak pernah dialami Karin. Karin yang dulunya itik buruk rupa sudah berubah. Dan.. Lulu tidak berubah. Ia tetap… aneh.
Another Winna Efendi’s books…
As always, buku ini juga ‘menyertakan’ bumbu tentang persahabatan. Jika dalam buku-buku sebelumnya persahabatan selalu digambarkan indah dan berakhir bahagia, tidak pada buku ini. Singkatnya, meskipun menyertakan bumbu tentang persahabatan, jalan ceritanya sulit.
Karin dan Lulu yang dulunya bersahabat dekat. Kini seperti dua orang yang tidak saling kenal. Begitupula Ezra. Dulu mereka pacaran. Sekarang, Karin yang berpacaran dengan Ezra.
Ya, jika pada novel Winna sebelumnya tidak memiliki tokoh antagonis. Pada novel ini, yang menjadi tokoh antagonis adalah Karin. Sebenarnya, Karin tidak sejahat itu sih, keadaan yang memaksanya. Beneran. Pada awalnya, aku sangat membenci Karin, bagaimana bisa ia meninggalkan sahabatnya dan merebut pacar sahabatnya? Belum lagi ia memutarbalikkan fakta (teman baru Karin juga sih) tentang Lulu yang ‘merayu’ Ezra.
……”Berhenti menganggap gue adalah Karin yang dulu, dan lo Lulu yang dulu. Kita berdua bukanlah orang-orang yang sama lagi. Karena itulah kita berhenti bersahabat.”
Wah lagi-lagi Winna Efendi mengangkat kisah persahabatan antar cewek dan masalah cowok. Jadi ingat Remember When. Jadi ceritanya Lulu di sini yang selalu tersakiti ya kak? Terus Happily Ever Afternya dimana dong? *kemudian bingung* hehehe aku juga mau baca ini x)
Happily Ever after ya.. kemaren sempet baca kena quotenya.. tapi lupa di bookmark x_x gimana yaa.. bahasanya kira2 gini.. akhir yang bahagia itu tergantung kita lihat dari sisi manaaa…hehee
Pingback: [Special Post] Selamat Hari Buku Nasional! | StarKing's Library
Pingback: [Wrap-Up] 100 Days of Asian Reads Challenge | StarKing's Library